2008/07/17

Kembali ke Rumah

Seorang pria dengan cerutu
Perut buncit
Tawa bias
Sebuah rumah bertulang kayu
Tanpa denyut
Hawa panas
Sepercik kenangan akan dagu
Tertopang kalut
Tiada bernafas
Meninggalkannya
Separuh hati terbelah
Separuhnya lagi utuh

Saya [masih] menyayangi Ayah saya. Saya [masih] ingin menjaganya. Saya [masih] ingin memperjuangkan keberadaannya.
Saya [masih] merindukan rumah lama saya. Saya [masih] ingin tidur di atas ranjang saya. Saya [masih] ingin menyentuh semua barang-barang kesukaan saya.
Saya [masih] mengenang Mama saya. Saya [masih] merindukan kasih sayangnya. Saya [masih] menangisi perjuangannya untuk saya.
Dan ketika saya [harus] meninggalkan mereka, saya terbentur pada dua pilihan. Saya [ragu] bertanya apakah itu adalah berlari atau kembali. Karena sungguh [dalam hati] saya memang ingin kembali.

Kamis, 17 Juli 2008
12:22:55

No comments:

Post a Comment

Tulisan Terdahulu