tag:blogger.com,1999:blog-7477398994074846542.post7911629417772787395..comments2023-07-09T14:54:15.991+07:00Comments on @dwkm: Kinnara@dewikhamihttp://www.blogger.com/profile/12011169826258878127noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-7477398994074846542.post-38926669769057187732009-03-18T08:17:00.000+07:002009-03-18T08:17:00.000+07:00Efek cerita ini buat gue adalah ... rileksing.Gitu...Efek cerita ini buat gue adalah ... rileksing.<BR/><BR/>Gitu deh kalo penikmat cerita sejenis 'Psychopat Doctor'* kadang-kadang melihat menu lain. Andaikan gue guru yang berhak ngasi nilai, cerita ini menunjukkan kemajuan yang signifikan.<BR/><BR/>Yang mungkin kurang hanya sedikit krisis plot, berhubung cerita diisi tukar pikiran, dan tidak ada pikiran yang menggerakkan organ secara dramatis. Tapi sutralah. Gue pengen rileks. Gue menikmati konsep-konsep abstrak yang dihadirkan Kinnara dan 'aku'. Dan seperti biasa, gue baca lagi dan lagi sehingga gue bisa sampai di beberapa catatan.<BR/><BR/>Yuk lihat koherensi antara:<BR/><BR/>Q: “Kenapa orang-orang mengikuti tes IQ?” aku balik bertanya, “lalu percaya pada hasilnya?”<BR/><BR/>A: “Menurutku, ketertarikan ini sudah faktor genetis ...”<BR/><BR/>Ketertarikan terhadap apa, neh? Ketertarikan ikut-ikutan tes IQ?, yang dengan demikian genetis? Tes IQ dipakai jauh setelah paper pertama Mendel dilirik orang. Psikometri yang dekat sama era Mendel dilakukan Francis Galton--pelopor eugenetika yang juga disebut-sebut di cerita ini--yang tidak ada hubungannya dengan pengukuran intelijensi. Ini sama halnya dengan, misalnya, ketrampilan main piano itu genetis, sehingga ada gen yang fenotipnya bisa mengatur koordinasi jemari sehingga dengan tangkas bisa menekan tuts sedemikian rupa. Pertanyaannya, ketika Homo sapiens pertama kali ada (satu versi menyebut 400 ribu tahun y.l.), masak udah ada gen tentang piano--atau ketertarikan ke tes IQ--?<BR/><BR/>Penulis cerita bisa jadi ingin menanamkan semacam _false belief_ ke Kinara yang kemudian dikontraskan ke _belief_ yang _mainstream_, terlebih Kinnara berhadapan dengan 'aku' yang calon notaris. Untuk sementara, biarkanlah tidak ada keterangan lanjutan tentang di mana posisi Kinara dalam diskursus genetika ini, kendati dia membuat klaim ngeri: “kalau kamu pernah belajar biologi.” Lalu mari berandai-andai, ada seorang genetikawan yang membaca cerita ini. Bila genetikawan ini tidak tergelitik, maka gue ragukan kompetensinya atau malahan kewarasannya.<BR/><BR/>Tapi ada yang lucu soal radiasi benda hitam. Gue bandingin efek ini dengan _out body experience_ (mungkin yang lu maksud _out-of-body experience_ dalam Basa Inggris atau _rogoh sukma_ dalam Basa Jawa). Yang satu ngomong soal energi yang tidak bisa dibagi terus-menerus sampai kecilnya tak hingga tapi tidak nol. Yang satu ngomong tentang sesuatu bernama 'jiwa' atau 'roh' yang bisa independen terhadap bentuk fisis bernama 'tubuh'. Gara-gara 'aku' salah dengar, dua konsep ini bisa tertukar dan hasilnya, sumpah, menggelitik.<BR/><BR/>Yang paling lucu: “... Perselingkuhan terindah mungkin hanya seperti hubungan kita dengan kedua orangtua kita.” Satu kata untuk _remark_ ini: gokil.<BR/><BR/>Komentar gue kepanjangan, ya? Kalau mau lebih panjang lagi, sambung aja di imel sebelum gue memperkatakan hal-hal bodoh. Menyunting komen ini SANGAT dianjurkan.<BR/><BR/>Bai-de-wei, sedikit usul: gimana kalo konsep-konsep abstraknya dibikin enggak jadul-jadul amat? Genetika Mendelian (dominan vs resesif, &c.) udah ratusan taun umurnya. Eugenetika udah punah sejak Nazi kalah. Radiasi benda hitam (yang sebenarnya enggak terlalu nyambung dengan penampakan langit dan konstelasi bintang sebagaimana tergambar di cerita) boleh jadi eksperimen paling menohok pada masanya. Hari ini udah ada genomik, genetika behavioral, supersimetri, lubang cacing. Kalau Galton, Darwin, Planck, dan Einstein idup lagi, pasti mereka seharian plongak-plongok setengah mati.<BR/><BR/>Tetap semangat! Tetap meriset! Negeri ini terlalu mini, jadi, tetap pandang dunia sebagai taman bermain kita!<BR/><BR/>===<BR/><BR/>*) Satu poin soal 'Psychopat Doctor': maksudnya 'psychopath' pake 'h', kah? Kalau ya, maka kelalaian di level judul ini, percayalah, sangat sangat destruktif.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7477398994074846542.post-30776191170498529592009-03-12T15:46:00.000+07:002009-03-12T15:46:00.000+07:00dan jika aku bole bilang, selera orang itu beda2, ...dan jika aku bole bilang, selera orang itu beda2, jika aku bilang suka,berarti seleraku sama dnegan seleramu, jika tidak, berarti bukan salah seleramu, karena smeuanya seleraku. <BR/><BR/>btw, aku suka caramu membukanya. sippppmocca_chihttps://www.blogger.com/profile/06514839851510608862noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7477398994074846542.post-85020547242732819582009-03-12T15:44:00.000+07:002009-03-12T15:44:00.000+07:00komentku adalah, sama seperti semalam. oke, kalau ...komentku adalah, sama seperti semalam. oke, kalau mau tahu, inget2 yg semalam.mocca_chihttps://www.blogger.com/profile/06514839851510608862noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7477398994074846542.post-77492164019340740482009-03-10T16:58:00.000+07:002009-03-10T16:58:00.000+07:00kk menilai adik berbakat banget menulis ...karya2n...kk menilai adik berbakat banget menulis ...<BR/><BR/>karya2nya bagus2 ...<BR/><BR/>cuma antara kita ada perbedaan mendasar.seperti "dia membuka gaun dihadapanku ... "<BR/><BR/>wah ... kk secara pribadi baca bagian itu agak gimanaaaaaa gitu<BR/><BR/>but,it's ok ^-^Fatwa DewAndri 19https://www.blogger.com/profile/05828231535667582659noreply@blogger.com